Wednesday, May 17, 2006

Menulis Surat Pembaca yang Menembus Media

Tips Menulis Surat Pembaca II

Menulis Surat Pembaca itu gampang, kata seorang penulis yang memang namanya sering terpampang di berbagai rubrik Surat Pembaca media cetak. Tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa menulis Surat Pembaca itu sulit.

Namun terlepas dari pro kontra tersebut, dibandingkan dengan karya tulis lainnya, menulis Surat Pembaca memang lebih gampang. Mudah-mudahan, Tips Sepuluh Langkah ini dapat menjadi obat bagi Anda yang masih merasa kesulitan menulis Surat Pembaca.

Langkah Pertama : Tentukan tema yang akan ditulis
Sebagaimana menulis artikel pada umumnya, menulis Surat Pembaca pun memerlukan tema yang jelas. Dengan tema yang jelas, diharapkan penulis akan konsentrasi dan fokus terhadap permasalahan yang berkaitan dengan tema. Entah itu memberikan solusi terbaik, menyampaikan pandangan pro dan kontra atau bahkan wacana alternative. Oleh karena itu pembuatan judul tetap harus memiligi daya tarik dan disesuaikan dengan isinya. Misalnya, kita akan menulis tentang lingkungan hidup, maka kita jangan ngelantur kemana-mana. Selain space tulisan yang terbatas, tulisan yang ngelantur sangat tidak produktif dan tidak enak dibaca.

Langkah Kedua : Tuangkan tulisan dengan bahasa yang jelas
Meskipun belum tentu merupakan suatu kesalahan, tetapi salah satu kelemahan para penulis adalah menonjolkan penulisan dengan menyisipkan bahasa-bahasa asing yang tidak perlu. Tujuannya (mungkin) agar terlihat intelek dan (terlihat) mengikuti perkembangan baru. Sebenarnya sih boleh-boleh saja. Tetapi untuk menulis Surat Pembaca tolong dipertimbangkan baik-baik. Bagaimana pun, menuangkan tulisan dengan bahasa yang lebih jelas dinilai lebih bagus. Penyebabnya, karena karakteristik penulisan Surat Pembaca yang harus singkat dan padat.

Langkah Ketiga : Jangan menulis terlalu panjang.
Kalau kita jeli meneliti tulisan-tulisan Surat Pembaca yang ada di media cetak, baik itu suratkabar, tabloid, maupun majalah, paling panjang hanya memuat 3 s/d 5 paragraph/alenea. Rumus seperti ini sebaiknya jangan Anda tabrak. Mengapa ? tulisan yang panjang dan lebar hanya akan menambah pekerjaan redaksi yang sudah bertumpuk pekerjaan. Kalau Anda menjadi redaksinya pun, tentu akan lebih senang memilih tulisan atau artikel yang pas, sesuai dengan harapan, dan tidak berpanjang lebar.

Langkah Keempat : Baca lagi, edit lagi.
Setelah tulisan selesai dibuat, sebaiknya jangan langsung dikirim ke media cetak. Cobalah diendapkan sebentar saja, lalu Anda cek sekali lagi. Apakah masih ada salah huruf atau salah kata ? Bahkan mungkin ada kalimat-kalimat yang dirangkai dari satu kalimat ke kalimat lain yang tidak nyambung ? Pastikan, semua tulisan yang Anda buat sempurna menurut versi Anda sendiri. Bila perlu, konfirmasikan lagi kepada senior Anda, apakah tulisan Anda ini sudah oke atau kurang ? Kalau Anda akan membacanya lagi, kemudian Anda edit lagi karena Anda kurang puas, lakukanlah dengan penuh perjuangan, sampai Anda benar-benar nyaman dengan tulisan yang Anda buat sendiri.

Langkah Kelima : Buat surat pengantar
Akan lebih sopan kalau dalam mengirimkan Surat Pembaca kita juga diberikan pengantar yang isinya bahwa surat yang terlampir adalah surat pembaca. Contoh isi surat pengantar secara ringkas adalah sebagai berikut : Bersama ini kami kirimkan tulisan berjudul : “ (tuliskan judulnya) ” untuk dimuat di Rubrik Surat Pembaca media cetak yang Bapak/Ibu pimpin. Semoga Surat Pembaca kami ini dapat dipublikasikan di media cetak Bapak/Ibu. Atas bantuan yang diberikan, kami menyampaikan terima kasih. Jangan lupa cantumkan Nama, Alamat, serta Nomor Telp/HP Anda yang gampang dihubungi.

Langkah Keenam : Jangan lupa lampirkan identitas diri.
Kalau kita buka media cetak di halaman opini atau pun di bawah box susunan redaksi media massa, selalu dicantumkan informasi agar setiap pengirim Surat Pembaca melampirkan fotocopy identitas diri. Anda dituntut ketaatan untuk memenuhi ketentuan ini. Kalau KTP tidak ada, Anda bisa menggunakan Kartu SIM, Kartu Pelajar, atau kartu identitas yang lainnya. Yang penting, jangan melampirkan yang kartu identitas yang asli, cukup fotocopy-nya saja,

Langkah Ketujuh : Kirimkan kepada alamat redaksi media
Setelah semuanya siap, barulah Anda mengirimkan surat kepada redaksi yang mengasuh rubrik Surat Pembaca. Biasanya redaksi Surat Pembaca juga mengelola halaman Opini. Alamat Redaksi media cetak selalu dicantumkan di box susunan redaksi, masing-masing media. Untuk alamat redaksi yang lebih lengkap, Komunitas Penulis Surat Pembaca “JEJak” sudah menyediakannya secara gratis di http://infojejak.blogspot.com/2006/04/daftar-alamat-redaksi-media-cetak.html atau di http://alamatmedia.blogspot.com. Setelah itu, silahkan kirim tulisan Surat Pembaca Anda ke media cetak yang memiliki visi dan misi yang sama dengan contain atau materi Surat Pembaca yang Anda buat. Kalau Anda memiliki minat besar untuk menulis, biasanya dengan membaca media cetak (atau membaca Surat Pembaca yang dimuat di situ), Anda akan memiliki feeling bahwa tulisan-tulisan dengan visi dan misi tertentu maka potensi untuk dimuatnya sangat tinggi.

Langkah Kedelapan : Monitoring pemuatan Surat Pembaca
Setelah mengirimkan Surat Pembaca ke redaksi media cetak, Anda tinggal menunggu pemuatan atau penerbitannya di media cetak yang kita kirim. Jangan berharap redaksi akan memberitahu Anda untuk pemuatan, karena mereka pun memiliki waktu yang terbatas dan dikejar dead line. Kalau punya uang, lebih baik Anda membeli media cetak tersebut untuk memonitor apakah Surat Pembaca kita sudah dimuat atau belum. Tetapi, kalau keuangan Anda terbatas, pinjam sebentar di agen media cetak atau tukang koran untuk ngintip rubrik Surat Pembaca, juga bisa Anda lakukan.

Langkah Kesembilan : Coba lagi, dan jangan putus asa
Kalau tulisan Anda tidak dimuat, jangan berputus asa. Kesuksesan penulis-penulis hebat adalah karena tulisan-tulisannya pernah ditolak oleh penerbit. Anda coba lagi, baca lagi, belajar lagi dan kirim lagi. Pokoknya jangan ada istilah berputus asa, karena dengan demikian maka Anda pasti bisa.

Langkah Kesepuluh : Dokumentasikan Surat Pembaca Anda
Tulisan-tulisan Surat Pembaca yang telah dimuat di media massa, jangan dibuang. Buatlah dokumentasi yang rapi, suatu saat pasti akan berguna bagi karir dan kehidupan Anda. Memang benar, kegiatan menulis Surat pembaca bukan karena alasan uang, tidak ada honor dari penerbit apabila tulisan Anda dimuat di rubrik Surat Pembaca. Tetapi, kalau kita rutin menulis, maka kemampuan interlektualitas kita terasah. Kalau tulisan Surat Pembaca sudah menumpuk, Anda bisa mendokumentasikannya via blog pribadi,, dan kemudian ditawarkan kepada penerbit buku, siapa tahu ada yang berminat. Kalau jalannya mulus, Anda pun menjadi ngetop. Kata orang, ngetop adalah rejeki berupa benefit yang bisa mendatangkan profit. Mudah-mudahan, Anda termasuk keluarga besar penulis yang beruntung. Semoga!

MAKALAH INI pernah disampaikan oleh Budi Purnomo (Pendiri JEJAK) dalam Workshop Kehumasan PDAM yang diselenggarakan oleh Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), Jakarta, 26-28 Juli 2006. INGIN MEMPEROLEH pelatihan gratis ? Klik DI SINI untuk mengetahui informasi lebih lanjut, jika organisasi Anda juga ingin mendapatkan Pelatihan Gratis Menulis Surat Pembaca dari Tim JEJak.

Thursday, May 11, 2006

Sarana Komunikasi dan Informasi Antar Warga JEjak

Nomor Penting JEJak

Salam hangat. Untuk memudahkan jalinan komunikasi dan informasi di antara sesama warga JEJak, kami telah membuatkan beberapa sarana komunikasi yang bisa manfaatkan semaksimal mungkin.

Yaitu melalui mailing list : http://groups.yahoo.com/group/infojejak/. Melalui milis ini, teman-teman bisa saling berinteraksi memberikan usulan dan masukan, baik mengenai organisasi JEJak maupun berdiskusi mengenai contain Surat Pembaca yang akan digulirkan teman-teman.

Sedangkan untuk berkomunikasi dengan tim JEJak, bisa menyurati melalui Po Box 3454 Jakarta 10034 atau melalui email : infojejak@yahoo.com. Kami juga sudah membuat blog mengenai JEJak ini di alamat : http://infojejak.blogspot.com. Usulan dan kabar baik dari teman-teman yang dihimpun dari milis juga akan kami update dan dimasukkan ke blog tersebut, sesuai dengan kebutuhannya.

Untuk berkomunikasi secara langsung, teman-teman juga dapat mengirim SMS melalui nomor cantik : 08557777888. Dengan demikian, mudah-mudahan tidak ada hambatan komunikasi di antara kita. Kami mengharapkan setiap wilayah JEJak (Jakpus, Jaksel, Jakut, Jakbar, Jaktim, Bogor, Depok, Tangerang/Banten, dan Bekasi, maupun kota lainnya) dapat menunjuk salah satu koordinator wilayah (Korwil) sebagai mediator komunikasi di antara kita dan semakin mempererat jalinan komunikasi antar warga JEJak di wilayahnya masing-masing.

Atas perhatian, dan apresiasi demi cita-cita mulia yaitu melakukan perubahan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang lebih baik, tentunya kami menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga. Semoga cita-cita kita semua dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kasih.

UNTUK WARGA JEJak maupun yang belum bergabung, kami memberikan pelatihan Menulis Surat Pembaca. Klik DI SINI, jika Anda ingin mengetahui informasi lebih lanjut.

Friday, May 05, 2006

Jangan Pernah Meremehkan Rubrik Surat Pembaca

Tips Menulis Surat Pembaca I

Perbuatan kecil lebih berharga daripada omongan besar (NN)

Tentu saja, kalau yang menjadi motivasi adalah uang, atau honor, menulis surat pembaca di media massa tidak bisa dianggap sebagai kegiatan yang produktif, atau yang bisa memberikan manfaat besar.

Tetapi, kalau dengan tujuan demi melatih diri, antara lain belajar mengungkapkan ide, gagasan, pendapat, kritik, usulan sdb., maka rubrik yang disediakan oleh media massa ini bisa dianggap sebagai sarana dan wahana yang sangat tepat. Sebab, kecuali tidak membutuhkan “ilmu yang tinggi”, persiapan yang rumit, atau kemampuan yang luar biasa, rubrik ini relatif mudah ditembus.

Rubrik yang disediakan media massa secara Cuma-Cuma untuk pembaca (sebagai bentuk pelayanan atau pengabdian masyarakat pers untuk public/umum ini kecuali bisa dijadikan sebagai ajang melatih diri juga bisa digunakan untuk mempresentasikan profil pribadi, atau memperkenalkan diri. Siapa tahu berkat namanya tercantum dalam surat pembaca, serta diketahui ide, gagasan atau usulannya yang cemerlang, penulis menjadi dikenal banyak orang dan mendapat banyak relasi. Lantas, tidak mustahil beberapa jalan kearah peningkatan karier, atau peluang, semakin terbuka.

Singkat kata, jangan pernah meremehkan rubrik Surat Pembaca, dan dengan sinis menilainya sebagai sebuah tulisan yang tidak ada harganya. Boleh jadi tidak sedikit orang yang berhasil menulis buku yang terdiri dari beratus atau bahkan beribu alenia berangkat dari dua tiga alenea dalam rubrik Surat Pembaca. Kemauan mereka untuk terus menulis, meningkatkan kualitas dan kuantitas tulisan pasti bukan karena stimulant financial beruba honor, melainkan terlebih karena kepuasan batin dan kegembiraan jiwa karena tulisannya berhasil bertengger di media massa. Stimulan jiwa inilah yang kemudian membuat penulis menjadi “ketagihan” yang bisa mengantar dia menjadi penulis professional.

Maka tidak salah kiranya kalau kepada penulis pemula, yang sungguh-sungguh baru akan memulai menulis, disarankan untuk menggunakan rubrik Surat Pembaca sebagai ajang tataran berlatih paling awal. Lantas, kalau demikain, mengapa himbauan ini justeru diletakkan dalam bahasan buku ini pada bagian kahir ? Mengapa tidak di depan, pada bab pertama, hingga urutan bab bab yang mengulas kemampuan menulis itu tampak sebagai sebuah urutan grafis yang logis : dari yang kecil ke yang besar ; dari yang sederhana ke yang rumit-sulit ; dari yangmudah ke yang susuah ? Jawabnya sederhana. Bab-bab yang ditata dalam buku ini tidak dimaksudkan sebagai urutan mudah ke sulit, bukan pula sebagai pembabakan dalam drama, melainkan ‘sekedar’ sebagai pemilahan bahasan. Pembaca bisa saja langsung membaca bab tiga, yang bertutur tentang ‘Menulis Tulisan Khas atau Feature’, karena merasa tertarik dengan masalah ini, atau karena berkepentingan untuk mencari referensi dari bab ini.

Ditilik dari proses pematangan diri, penulis pemula memang disarankan untuk memulai dengan menulis untuk rubrik Surat Pembaca. Namun dari segi penguasaan teknik menulis, masalah menulis berita disarankan untuk dijadikan titik awal, karena prinsip-prinsip dasariah penulisan jurnalistik terdapat di sana. Langkah mana yang dipilih terpulang pada masing-masing orang. Yang perlu disadari adalah, ketrampilan menulis, baik menulis berita, dengan perangkat kaidah-kaidah, maupun menulis surat pembaca yang ‘hanya’ beberapa alenia itu, adalah masalah aksi, bukan teori.

Sedikit teori. Sekali lagi, menulis apa pun adalah lebih masalah aksi ketimbang teori. Apalagi menulis surat pembaca yang, kalau boleh dinilai, sangat simple, sederhana dan mudah. Yang diperlukan hanyalah : ambil bolpen, kertas, tulis, dan kirimkan ke media massa. Titik.
Menulis surat pembaca sebenarnya tidak ubahnya menyampaikan unek-unek atau usul dalam sebuah forum rapat. Hanya saja dalam bentuk tertulis, dalam forum yang lebih luas, yaitu khalayak pembaca, atau masyarakat. Jadi, katakana apa yang dirasakan atau dialamim (masalah apa, kapan, di mana, bagaimana, oleh siapa, dsb), kemudian sampaikan ide, gagasan, usul. Selesai. Tidak perlu basa-basi.

Kalau toh diperlukan teori, barangkali catatan-catatan berikut berguna :

1. Buka langsung dengan masalah apa yang dirasakan atau dialami. Misalnya listrik PLN yang kerap macet sehingga lampu padam, perkakas elektronik terganggu atau rusak, antara lain : computer. Katakan dengan ringkas, padat, dan luas (tanpa basa-basi atau kalimat berbunga-bunga): kapan itu terjadi, di kawasan mana, perkakas apa saja yang rusak, kerugian moral karena anak-anak terganggu belajar, dsb. Tidak perlu dibuka dengan perkenalan, atau permintaan maaf segala.

2. Kemudian, ide, gagasan, usul apa yang ingin dikemukakan : PLN dikenai denda, cara memperhitungkan denda, pasang alat pengaman, dan lain-lain. Agar ide, gagasan atau usul dapat ditangkap dengan jernih, tidak bias dan ambigu, katakana langsung ke masalahnya, jangan berputar-putar atau bertele-tele. Gunakan bahasa yang sederhana, dan santun. Ingat, rubric ini bukan tempat untuk mencaci-maki, mengumpat, atau menghina. Hindari istilah-istilah atau kata-kata asing atau kata-kata serapan yang tidak/belum lazim digunakan agar tidak digunaan secara salah, dan ditafsirkan salah pula.

3. Kalau tetap akan menggunakan kata-kata atau istilah asing, atau kata-kata serapan, gunakan dengan sangat hati-hati. Kata-kata serapan yang sering digunakan secara salah misalnya : aplikasi, implikasi, implementasi, dengan kata-kata turunannya, seperti : aplikatif, implikatif, implementatif, dan sebagainya. Tutuplah dengan kata atau kalimat singkat. Terima aksih, atau Wassalamam, atau Semoga Bermanfaat. Titik, tanpa embel-embel lagi.

4. Kirimkan ke media massa yang sesuai. Kalau masalah yang dikemukakan bertaraf nasional, sebaiknya dikirimkan ke media massa yang berskala nasional pula. Kalau masalahnya sangat lokal, seyogyanya dikirimkan ke media massa lokal. Namun, surat oembaca yang berisi masalah local pun, misalnya Pentaan kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, bisa saja dikirimkan ke media massa berskala nasional agar bisa mendapat simpati atau tanggapan yang lebih luas. Pengandaiannya, bukankah banyak warga Yogyakarta yang dimintai tanggapannya perihal Malioboro, yang tersebar ke seantero Indonesia ? Lagi pula, Malioboro sudah dikenal banyak orang di seantero Indonesia.

TULISAN INI dibuat oleh St. S. Tartono, dikutip dari buku berjudul : Menulis di Media Massa Gampang : Tips untuk Menulis di Media Massa Cetak, terbitan Yayasan Pustaka Nusatama (2005).

Tuesday, May 02, 2006

Kini Anda Menjadi Warga JEJak

Terima Kasih Anda Sudah Bergabung

Kami meyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Anda yang telah menyatakan kesediaan untuk bergabung sebagai Warga Jaringan Epistoholik Jakarta (JEJak).

Keanggotaan untuk menjadi Warga JEJak selalu terbuka bagi siapa pun yang memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, dan ingin merubah kehidupan bermasyarakat yang lebih baik melalui jalur penulisan Surat Pembaca. Kirimkan Nama Anda, Alamat, Email ke : 0855-7777888 atau email ke : infojejak@yahoo.com.

Terima kasih kepada para sahabat yang sudah mengirimkan SMS (sejak 1 Mei 2006) kepada kami. Sekali lagi terima kasih telah bergabung dengan Warga JEJak, jika ada masukan-masukan yang berharga untuk mempererat silaturahmi sebagai Warga JEJak, tolong SMS kami. Terima kasih.

KAMI JUGA memberikan pelatihan menulis Surat Pembaca secara gratis kepada Anda. Klik DI SINI juka ingin tahu informasi lebih lanjut.

Saturday, April 29, 2006

Komunitas Ini Bisa Dirancang Menjadi Gerakan yang Hebat

Catatan Pendiri Epistoholik Indonesia (EI) Bambang Haryanto Tentang JEJAK

Salam Episto ergo sum. Saya menulis surat pembaca karena saya ada. The Butterfly Effect. Adegan mana dalam film Jurassic Park yang paling Anda ingat ? Bagi saya, adalah omongan ilmuwan yang dibintangi Jeffrey Goldblum mengenai apa yang terkenal dengan sebutan teori “efek kupu-kupu”. Atau Butterfly Effect.

Teori yang terkenal dalam disiplin ilmu klimatologi. Ilmu iklim. Ringkasnya, alam ini memiliki saling ketergantungan. Sehingga kepak sayap kupu-kupu di Beijing dikisahkan akan mampu menghadirkan topan badai di pelabuhan Sydney, Australia. Kalau boleh dianalogikan, tangis, doa dan bisikan cinta seseorang di Bromley, Inggris, juga akan mampu menjangkau anak-anak yatim, dhuafa, baik di Aceh, Poso, Ambon, Wonogiri (saya juga anak yatim piatu kini) atau pun di Bosnia.

Adegan menarik lainnya dari Jurassic Park adalah tentang dinosaurus-dinosaurus yang ditangkarkan, di mana menurut rencana hanyalah berkelamin jantan semata. Tetapi di hutan, para ilmuwan dari situs penangkaran dinosaurus yang dimiliki jutawan eksentrik (dimainkan oleh aktor Inggris, Sir Richard Attenborough), mereka menemukan telur-telur dinosaurus.

Salah satu ilmuwan itu (dimainkan oleh aktor Australia, aku lupa. Sam... ), kemudian bilang bahwa, Life will find a way. Kehidupan akan selalu menemukan jalannya sendiri.

Bagi saya, love will find a way, too. Ini pepatah Inggris dari abad l6. Cinta akan menemukan jalannya tersendiri, pula. Pepatah tersebut, bagi saya, hari-hari ini ternyata sangat terkait dengan kiprah-kiprah saya dan kita sebagai kaum epistoholik, yaitu mereka yang kecanduan dan menikmati hidup dengan menulis surat-surat pembaca. Baik mereka yang tergabung dalam komunitas Epistoholik Indonesia, atau belum. Saya akan bercerita di bawah ini tentang kebahagiaan di jalan-jalan cinta itu untuk Anda semua.

Jeplak Dan JEJak Di Jakarta. Anda kenal dengan komunitas Jeplak ? Ini merupakan singkatan “Jaringan Epistoholik Palmerah Kompas”. Jangan percaya dulu, komunitas itu hanya ada dalam bayangan saya.

Yang kini sedang dirintis adalah Jaringan Epistoholik Jakarta (JEJak), alamat email : infojejak@yahoo.com, website : http://infojejak.blogspot.com, dan milis : http://groups.yahoo.com/group/infojejak/. Pelopornya, pengusaha agen media yang inovatif, Budi Purnomo. Beliau belum saya kenal. Beliau telah kirim SMS kepada saya, mencari tahu keberadaan cabang komunitas Epistoholik Indonesia (EI) di Jakarta.

Saya jawab, di Jakarta memang ada warga EI di sana. Ibu Asrie M. Iman, lulusan FEUI, mantan eksekutif HRD perusahaan minyak internasional. Juga ada Dr. Pudyanto, dokter di RS Sint Carolus, penulis surat pembaca yang saya kenali karyanya sejak 1980-an, saat saya berkuliah di UI Jakarta. Beliau lulusan Kedokteran UGM.

Kedua beliau tersebut pernah saya kontak, tetapi, ah, itu sudah lama sekali. Tetapi cabang EI di Jakarta memang belum ada. Lalu saya ajukan usul, bagaimana kalau Mas Budi memeloporinya.

Saya usulkan ke Mas Budi agar menghimpun beberapa peminat penulisan surat pembaca. Baik pelajar atau mahasiswa. Atau kaum pensiunan. Silakan mereka memilih media yang ia sukai. Lalu Mas Budi yang punya blog Surat Pembacaku dapat membimbing mereka.

Kalau dimuat, si penulisnya bisa dikontak. Sokur kalau dirinya lalu membeli media bersangkutan. Mas Budi silakan tersenyum, karena dapat konsumen langsung ya. Atau mereka boleh menfotokopinya.

Saya punya impian (jangan lupa motto hidup saya : dreams is my business) bahwa komunitas ini bisa dirancang untuk membesar, bahkan dapat menjadi gerakan hebat dan unik guna mencerdaskan bangsa, melalui aktivitas penulisan SP-SP yang bermanfaat.

Boleh jadi, berpeluang akan lahir “institusi pers” yang baru, orisinal, bahkan yang pertama di dunia, tentu saja, komunitas kaum epistoholik seperti EI kita selama ini.

Go Ahead, Mas Budi Purnomo !

Menulis Surat Pembaca untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Himbauan JEJAK

Pada saat ini negara seolah-olah tidak bertuan. Memang ada pemerintahan, tetapi rasa kenyamanan dan keamanan sangat sulit didapatkan lagi. Jika membaca berita, hukum dan keadilan pun hanya dimiliki oleh orang-orang berkantung tebal.

Belum lagi, bertumpuknya fakta-fakta mengenai kesejahteraan rakyat yang rasanya berlari menjauhi kita. Tentu saja kita tidak boleh berputus asa, lantas berdiam diri, dan tidak melakukan apa-apa.

Jangan pula kita menambah beban persoalan bangsa dengan perbuatan negatif. Sebaiknya, dengan kepala dingin, tetap berpikir positif, dan berorientasi kepada solusi, Anda mulai menulis Surat Pembaca. Ya, menulis apa saja, segala hal yang bertujuan untuk menciptakan kehidupan masyakarat yang lebih baik.

Kalau Anda belum bisa menulis Surat Pembaca atau Anda adalah penulis Surat Pembaca, bergabunglah sebagai Warga Jaringan Epistoholik Jakarta (JEJak), yaitu Komunitas Penulis Surat Pembaca Jakarta. Caranya gampang saja : tulis Nama, Alamat dan Email, kirim SMS ke 0818-692145, atau kirim email ke infojejak@yahoo.com.

Tim Relawan JEJak akan sharing dan berdiskusi dengan Anda, mengenai bagaimana menulis Surat Pembaca yang menembus Media. Bahkan jika Anda pun mengalami (berbagai) masalah ? kami pun bersedia membantu Anda untuk menyelesaikannya hanya melalui Surat Pembaca.

Sekedar informasi, JEJak didirikan tanggal 21 April 2006, bertepatan dengan hari ulang tahun Raden Ajeng Kartini – yang juga dikenal sebagai seorang apostoholik atau tokoh yang gemar sekali tulis-menulis surat. Pendiri Epistoholik Indonesia (EI) Bambang Haryanto melalui pesan singkat juga berkomentar sebagai ide dan pemilihan nama yang bagus.

Saatnya Anda juga bergabung sebagai Warga JEJak, dan mulai menulis Surat Pembaca sebagai partisipasi warga negara yang baik, untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Terima kasih.

SURAT PEMBACA ini telah dimuat di berbagai media massa.

Sunday, April 23, 2006

Surat Pembaca Berbuah Tersangka

Hati-hati Menulis Surat Pembaca

Dewan Pers menerima pengaduan Samsu Harahap, yang merasa dirugikan akibat surat pembaca yang "dia" tulis dan telah dimuat di Sinar Pagi (edisi 5 maret 2002).

Akibat surat pembaca itu Samsu Harahap diperiksa sebagai tersangka oleh polisi dari Kepolisian Resort Jakarta Pusat, dan kini dalam proses pengadilan, dengan dakwaan melakukan pencemaran nama baik melalui surat pembaca.

"Surat Pembaca" yang ditulis tertanggal 8 Maret 2001 itu, menurut Samsu, dimuat atas inisiatif Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Sinar Pagi, Jailani Sitohang. Surat pembaca yang tidak lazim itu bertajuk "Penyesuaian Tuntutan Utang, Komisi, dan Janji-Janji serta Jasa-Jasa", berisi persoalan sengketa perdata antara Samsu Harahap dengan Yulius Syukur, Ketua Yayasan Administrasi Indonesia (YAI).

Sengketa itu sendiri sebenarnya bisa dianggap selesai ketika Yulius Syukur, atas putusan pengadilan, membayar uang sebesar Rp. 300 juta kepada Samsu Harahap pada 25 Agustus 1995. Namun agaknya Samsu kurang puas dengan pembayaran itu, karena besarnya tidak sesuai tuntutan (sebesar Rp. 1 milyar) sehingga masih ingin berupaya menempuh cara lain, yaitu musyawarah.

Dalam proses itu, di tengah jalan pengacara Samsu membelot menjadi pengacara Yulius Syukur. Karena "bingung" dengan perubahan situasi itu, Samsu yang tercatat sebagai freelancer Sinar Pagi, meminta pertolongan Pemimpin Umum Sinar Pagi, Jailani Sihotang. Jailani Sihotang berinisiatif membantu Samsu dengan mengirim surat, menggunakan kop Sinar Pagi, mengingatkan Yulius Syukur untuk membayar sisa uang yang dituntut Samsu secara kekeluargaan.

Karena surat tersebut tidak direspon, Jailani berinisiatif memuat kasus sengketa itu dalam rubrik Surat Pembaca Sinar Pagi. Surat pembaca berisi tuntutan pembayaran sengketa tersebut sangat tidak lazim karena secara langsung ditujukan kepada Yulius Syukur, sehingga tidak relevan dimuat di media massa.

Dalam pertemuan dengan Dewan Pers, pihak redaksi Sinar Pagi, yang diwakili Agustin Lumbangaol, pelaksana harian, menyebutkan bahwa pemuatan surat pembaca tersebut diprioritaskan mengingat Samsu Harahap adalah pemegang kartu pers Sinar Pagi, sebagai freelancer di Tangerang. Sinar Pagi memuat surat tersebut dengan mendapat persetujuan Samsu Harahap. "Surat itu sebelumnya adalah tulisan tangan Samsu," kata Agustin Lumbangaol.

Ketua Dewan Pers, Atmakusumah, mengatakan bahwa Sinar Pagi telah bertindak tidak etis dengan me-muat surat sengketa pribadi menjadi surat pembaca, apalagi surat yang ditulis pada 8 Maret 2001 itu baru dimuat setahun kemudian (dimuat 5 Maret 2002). Ketika ditanya motivasi Sinar Pagi memuat surat tersebut, Agustin Lumbangaol hanya menjawab pemuatan itu diluar wewenangnya, karena pada saat surat itu dimuat dia belum ditunjuk sebagai Pelaksana harian Sinar Pagi.

DIKUTIP DARI : www.dewanpers.org. Ternyata, Surat Perbaca juga bisa berbuah tersangka. Oleh sebab itu, untuk menulis Surat Pembaca perlu kejelian dan kehati-hatian agar tidak menimbulkan masalah hukum dikemudian hari.

Friday, April 21, 2006

Cara Jitu Menyelesaikan Apapun Masalah Anda

Manfaat Menulis Surat Pembaca

Mungkin Anda pernah ditipu, dikerjai, atau dimanipulasi oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Anda kemudian merasa dirugikan secara material atau fisik/psikis. Lalu, mengapa Anda hanya diam saja ?

Tulislah Surat Pembaca. Berbagai media telah menyiapkan rubrik khusus untuk menampung uneg-uneg Anda. Bukan hanya media cetak, tapi juga media elektronik dan internet.

Tentu saja selama uneg-uneg Anda itu beralasan dan memenuhi syarat untuk dipublikasikan. Dengan membuat surat pembaca, Anda tidak hanya sekedar memberi pelajaran sehingga pihak lain segera mengambil tindakan, tetapi juga besar kemungkinan Anda akan mendapat ganti rugi yang sepadan. Bahkan tidak jarang ganti ruginya bisa berkali-kali lipat dari apa yang Anda bayangkan.

Bingung, Anda tak tahu caranya? Atau, Anda pernah mencobanya dan tak berhasil? Serahkan pada kami. Anda cukup menuturkannya dan kami akan membuatkannya untuk Anda hingga pada status layak muat. Kami juga akan membantu Anda memilihkan media yang tepat untuk itu. Selanjutnya, tinggal terserah Anda, mengirimkan sendiri atau melalui kami atas nama Anda.
Kasus-kasus yang pernah kami tangani dengan surat pembaca dan berhasil diselesaikan dengan baik, antara lain:


  1. Kasus penjiplakan peta Jakarta oleh sebuah penerbit terkenal. Kasus ini berdampak pada penarikan dan pemusnahan peta jiplakan dari peredaran. Penerbit peta Jakarta asli pun mendapat ganti rugi. Karena sempat membuat heboh, kasus ini sempat diberitakan Majalah TEMPO (TEMPO EDISI 21, 27 Januari 2002)

  2. Salah satu optik terkenal di Jakarta memeriksa kelainan mata Dodi (sebut saja begitu) dan memberi resep. Setelah menggunakan kacamata dari optik tersebut, ternyata kelainan matanya bukannya menjadi baik, tetapi malah bertambah parah. Ia kemudian memeriksakan mata ke dokter ahli mata. Hasil pemeriksaan membuktikan telah terjadi kesalahan pemberian resep oleh optik tersebut. Kasus ini kami publikasikan melalui surat pembaca di media cetak. Hasilnya, optik tersebut meminta maaf dan bersedia mengganti kerugian yang dialami dengan nilai yang sepadan. (MEDIA INDONESIA, 29 November 2002).

  3. Sebuah perusahaan penyuplai buku bermasalah dengan sebuah toko buku. Hasil penjualan buku tidak dibayarkan sesuai tanggal yang disepakati. Berbagai upaya sudah diusahakan tapi tidak berhasil. Kasus ini baru bisa diselesaikan dengan baik setelah kami publikasikan melalui surat pembaca di media cetak dan internet.(KONTAN No.28, Tahun VIII, 19 April 2004).

  4. Seorang (sebut saja Wawan) membeli hardisk di sebuah toko penjualan komputer. Hardisk bermerk tersebut dibeli dalam keadaan tersegel. Asusmsinya, masih dalam kondisi baru. Tetapi ketika Wawan mengetestnya di komputernya, ternyata banyak bad sector di dalamnya. Hardisk itu ternyata bekas. Wawan mencoba mengembalikannya karena ada kartu garansinya. Tapi ditolak. Alhasil, kasus ini kami tuangkan ke surat pembaca di sebuah media cetak. Barulah pihak produsen pemegang merk turun tangan. Wawan mendapat ganti rugi yang sangat sepadan. (BISNIS INDONESIA, 31 Maret 1999).
Masalah yang bisa kami terima untuk dibuatkan Surat Pembaca adalah masalah yang membuat Anda merasa dirugikan secara materialatau secara fisik/psikis. Contoh:


  • Masalah yang berhubungan dengan pembelian suatu produk (mobil, motor, barang elektronik, notebook, komputer, mesin cuci, dll). Misalnya, produk yang dibeli ternyata rusak atau tidak sesuai dengan janji/iklan/brosur dari penjual, pengajuan garansi yang ditolak, pelayanan purnajual yang tidak menyenangkan, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan pengobatan dan kesehatan. Misalnya, kesalahan pengobatan dokter (malpraktek), pelayanan rumah sakit yang tidak menyenangkan, pemberian obat yang berlebihan oleh dokter praktek, pengajuan biaya pengobatan yang tidak sesuai, obat kadaluwarsa dari apotik, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan perbankan. Misalnya, permasalahan ATM dan kartu kredit, transfer uang yang penerimaannya terlambat, nilai mata uang yang dimanipulasi, pelayanan yang tidak menyenangkan, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan pusat-pusat perbelanjaan. Misalnya, barang yang dijual ternyata sudah kadaluwarsa, struk belanja yang tidak sesuai dengan barang yang dibeli, tempat parkir yang tidak aman, perlakuan kasar oleh petugas keamanan mall, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan hotel dan restoran. Misalnya, makanan/minuman yang dihidangkan ternyata kadaluwarsa, ketidakamanan dan ketidaknyamanan hotel, perlakuan kasar/tidak senonoh oleh pelayan hotel/restoran, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan jasa dan penyewaan. Misalnya, penipuan dan manipulasi onderdil di bengkel tertentu, penyewaan gedung yang ternyata tidak sesuai dengan perjanjian, jasa parkir yang mengecewakan, layanan telepon/listrik/air yang merugikan, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan promosi. Misalnya, diskon yang tidak benar, voucher yang ternyata tidak bisa dipergunakan, menang undian tapi tidak mendapat hadiah yang dijanjikan, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan keberangkatan dan transportasi. Misalnya, keberangkatan yang tidak sesuai dengan jadwal, paket tour yang ternyata mengecewakan, kehilangan barang di bagasi, pelayanan taksi yang tidak wajar, dan sebagainya.
    Masalah yang berhubungan dengan asuransi dan investasi. Misalnya, penipuan oleh agen asuransi, klaim asuransi yang tidak dibayarkan, investasi yang tidak benar, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan pengiriman. Misalnya, kehilangan barang yang dikirim, barang yang dikirim tidak diterima oleh yang berhak, keterlambatan pengiriman, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan karir dan bisnis. Misalnya, di-PHK tanpa pesangon, penipuan bisnis MLM, dirugikan oleh mitra bisnis, kewajiban hutang yang tidak dilunasi oleh mitra bisnis, dan sebagainya.

  • Masalah yang berhubungan dengan perumahan. Misalnya, sertifikat yang tidak diserahkan, janji pengembang yang ternyata tidak terbukti, pembangunan perumahan yang mengganggu, dan sebagainya.

Syarat: Anda harus mempunyai KTP atau tanda pengenal lain yang masih berlaku untuk difotocopy. Anda harus menyimpan bukti-bukti tertulis dari kasus yang Anda alami. Misalnya, kwitansi, resep dokter, kartu garansi, dan sebagainya.