Saturday, April 14, 2007

Melalui Surat Pembaca, Mereka Peduli

JEJak Dipublikasikan di Panyingkul.Com

Sebuah komunitas yang menggalakkan pengaduan masyarakat melalui surat pembaca di media massa, terbentuk di Jakarta setahun lalu. Namanya Jejak, singkatan dari Jaringan Episthoholik Jakarta. Bulan depan, komunitas ini akan berulangtahun yang pertama dengan mencatat kurang lebih 1.000 anggota se-Jabotadebek. Seberapa jauh sebenarnya manfaat kegiatan menulis surat pembaca? Berikut wawancara penggerak komunitas Jejak, Donk Ganie dengan Panyingkul!

Surat pembaca tak bisa dipandang sebelah mata. Melalui berbagai opini, kritikan, saran dan pengaduan yang dituangkan melalui surat pembaca, sebuah media mendapatkan tanggapan balik dari konsumen media. Sebaliknya, melalui surat pembaca jugalah masyarakat bisa menyuarakan berbagai hal, mulai dari keluhan air PAM yang keruh, jalanan rusak, hingga para pejabat yang makin pupus moralitas dan etikanya. Konon, perusahaan yang dikritik melalui surat pembaca umumnya lebih cepat memberi tanggapan.

Bagi Donk Ganie, lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, menggabungkan para penulis surat pembaca dalam suatu komunitas adalah hal yang bisa melahirkan kekuatan suara publik. Karena itulah, tanggal 21 April 2006, ia mendirikan Jejak, sebuah komunitas penulis surat pembaca untuk Jakarta dan sekitarnya.

Ia mengaku saat ini anggota komunitas Jejak telah mencapai kurang lebih 1.000 orang, di mana 500 orang di antaranya merupakan anggota tetap yang aktif menulis surat pembaca ke berbagai media. “Tujuan kami adalah bagaimana mengampanyekan strategi pengaduan masyarakat yang efektif. Ini semacan kerja jaringan sosial untuk menumbuhkan kesadaran publik akan berbagai fenomena di tengah masyarakat,” tutur Donk Ganie yang mengaku aktif menulis surat pembaca di berbagai media, antara lain di Media Indonesia dan Suara Karya.

Bersama rekan-rekannya, Donk Ganie memanfaatkan hari Sabtu untuk mengadakan pelatihan menulis surat pembaca di berbagai tempat di Jakarta dan sekitarnya. Pelatihan menulis surat pembaca? Ya, latihan menulis surat, bukan latihan jurnalistik atau creative writing yang lazim digelar di kampus-kampus. “Tidak semua orang bisa menulis surat pembaca yang bagus, tepat sasaran, enak dibaca dengan pilihan kalimat yang jelas dan benar. Menulis kan adalah keahlian yang harus dipelajari. Makanya kami menggelar pelatihan. Sekarang ini, pelatihan paling banyak dilakukan di kampus. Selain itu, kami juga mengadakan sayembara menulis surat antar-anggota dengan bekerjasama dengan organisasi lain, misalnya lomba menulis surat dlam rangka hari air sedunia.”

Berbeda dengan opini atau kolom yang mendapat honorarium dari media yang memuatnya, surat pembaca tentunya tidak mendapatkan imbalan apa-apa. Tapi menurut Donk Ganie, pemuatan surat pembaca sudah mendatangkan kepuasan tersendiri, dan selalu saja ada orang yang merasa perlu memanfaatkan ruang surat pembaca di berbagai media untuk menyuarakan sesuatu. “Menulis artikel membutuhkan analisa dan pengetahun yang lebih dalam, sementara surat pembaca menuntut kepedulian si penulis untuk mengomentari sesuatu. Dalam kondisi tertentu, dengan membiasakan diri menulis surat pembaca, seseorang kemudian bisa meningkatkan diri menjadi penulis artikel yang baik. Jadi intinya adalah bagaimana masyarakat dibiasakan menulis agar suaranya didengar publik.”

Komunitas penulis surat pembaca yang dikelola Donk Ganie memanfaatkan fasilitas SMS, mailing list dan email sebagai media komunikasi. Intensnya komunikasi antar-anggota membuat banyak isu dan fenomena yang cepat sekali ditanggapi oleh komunitas ini. Sebagai contoh, hari Sabtu lalu (24/3) saat mereka membaca berita di Harian Kompas tentang seorang bocah 10 tahun dikeluarkan dari sekolahnya di Jakarta, karena ketahuan bekerja sampingan sebagai loper koran dengan berseragam sekolah, komunitas Jejak bekerjasama dengan Yayasan Loper Indonesia segera merespon. Mereka mengeluarkan pernyataan sikap dan melancarkan lobi agar sang bocah mendapatkan haknya untuk kembali bersekolah.

“Seandainya komunikasi kami tidak begitu intens, kami belum tentu bisa bergerak cepat dan efektif. Sekarang, teman-teman ketika melihat fenomena menarik di tengah masyarakat, sudah terbiasa menuliskan pandangan mereka dan mengirimkannya dalam bentuk surat pembaca. Nah, bagi yang masih bingung bagaimana menuliskannya, kami selalu siap membantu memberi pelatihan. Intinya, suarakanlah dengan surat pembaca,” tutur Donk Ganie (p!) (Sumber : Panyingkul.Com, 26 Maret 2007).

No comments: